Maksud saya, kita kan hidup di tengah masyarakat yang memuja pernikahan.
Konsep-konsep menikah itu sudah tertanam di benak sedari kecil; seorang perempuan, menjadi istri dan ibu, seorang laki-laki menjadi suami dan kerja cari uang. (Ingat mainan rumah-rumahan?)Begitu jalan kehidupannya tidak sesuai dengan konsep yang ditanamkan oleh masyarakat, maka bersusah hatilah para lajang. Dan hal ini diperburuk dengan sikap orang-orang di sekitar si lajang, keluarga yang memaksa-maksa menikah.Oh, adanya stigma-stigma tentang lajang juga sama sekali nggak membantu loh.Status lajang yang sebenernya hanya sekedar status, seolah menjadi hal yang luar biasa dan dapat mengancam stabilitas nasional dan kemaslahatan umat.Sampai pada akhirnya semua lajang jadi ribet sendiri mikirin status lajangnya; seluruh kehidupannya hanya terfokus pada 'pasangan hidup' dan 'keinginan berpasangan', sampai lupa kalau sebenernya ada isu-isu lain yang bisa dipikirin, diurusin dan diomongin kalo nongkrong! HA!
BTW, beneran deh, buat para lajang yang sering ngumpul sambil ngomongin kelajangannya, coba cari kelompok ngobrol lain, deh. Nggak sehat bow. Hidup itu terlalu luar biasa untuk hanya mikirin/mengeluh soal status *gayamu* :)
http://lajnmen.blogspot.com/2011/02/kalau-lajang-nongkrong.html
Monday, March 21, 2011
just saying
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment