sebut saja seorang teman, beberapa tahun silam dia menjalani hidupnya dengan penuh perjuangan. ayahnya mengalami patah kaki karena di tabrak, dan harus di amputasi. lalu karena tidak ingin menjalani proses amputasi, maka keluarga nya membawa sang ayah untuk berobat secara alternatif selama bertahun-tahun hingga sang ayah, sekarang kembali sembuh total. dia adalah seorang anak tunggal, satu2nya harapan keluarga. segala macam usaha telah di lakukan untuk mengembalikan kesembuhan ayah. butuh biaya yang tidak sedikit dan mereka harus rela menjual usaha toko kelontongan yg mereka miliki. sementara waktu itu adalah waktu dimana dia harus memasuki bangku kuliah. keputusan untuk tidak melanjutkan kuliah sempat terlintas di benaknya. tapi untunglah sang ibu memberi semangat dan berusaha dengan berbagai cara sehingga anak satu2nya ini masih bisa memperoleh pendidikan yang layak. lalu dia melanjutkan ke bangku kuliah, dengan uang bulanan Rp 300.000 per bulan. iyaa hanya sebesar itu, dengan harus menutupi biaya makan, kos2an, kebutuhan kuliah, dan biaya2 lain yg tdk terduga. so, then he struggle. dia mulai mencari uang tambahan, dengan mencari apapun pekerjaan yang halal. menjual pakaian dalam wanita di kampus, yang mungkin akan membuat dirinya malu karena di ledekin sama teman2nya, lalu menjadi tukang bersih2 di prom night sekolah, yang membuat dirinya menundukkan kepala karena sedih dan ia pun meneteskan air mata, menjual kertas2 bekas dari tempat foto copy. semuanya di lakukan untuk membiayai hidupnya. di saat orang2 sekitarnya berkecukupan dan bergelimang harta, dia harus berusaha dengan keringatnya sendiri untuk dapat bertahan. di mana uang 20.000 sangat berarti, di mana every meal is a bleasing, dimana rasa malu sudah tidak ada artinya lagi, di mana dia tidak bisa memiliki pacar karena tidak ada uang.
lalu, Tuhan maha adil. Dia yang baik telah mengembalikan seluruh jerih payahnya. kuliahnya selesai dan dia di terima kerja di salah satu perusahaan ternama dengan penghasilan yang bisa dibilang besar pada saat itu. dan sekarang, dia telah memiliki jabatan sebagai manager.
cerita disiang hari yang membuat aku sangat kagum. dengan keseharian dan hedonisnya ibu kota, aku tidak menyangka masih terselip salah seorang sperti dirinya. aku bangga akan seseorang yang mau hidup susah. bangga akan semangatnya. pasti tidak mudah menadahkan tangan untuk setiap tetesan air mata yang membasahi pipinya. tapi...percaya lah hidup ini memang seperti roda yang terus berputar. kita tidak selamanya di atas dan juga tidak selamanya di bawah. kalau kebahagian juga kadang kita rasakan sementara, berarti hal yg sama jg dengan kesedihan...pasti akan ada akhirnya, dan berputar kembali.
aku jarang menemukan hal seperti ini, dan betapa aku bersyukur untuk setiap hembusan nafas yang Tuhan berikan, dan untuk segala hal yang pernah aku alami, dan aku rasakan. di antara susah, senang, sedih dan bahagia yang aku dapati.
(thanks to my beloved friend of mine, for this inspiring story)
kita aja ga bisa menjamin apakah, sang mentari akan terbit esok hari....
1 comment:
hmmm.. itulah hidup...
Post a Comment