Film Laskar Pelangi tahun 2008 yang lalu sepertinya berhasil menjadikan Belitung menjadi salah satu kota destinasi jalan-jalan/liburan. Beruntunglah mereka yang ke sana sebelum film ini booming, karena bisa di pastikan lebih sepi turis.
Seorang bapak penjual batu meteor, bilang kalau, pantai disini memang indah, tapi servicenya kurang. Sayang sekali bupati dan pemerintah setempat kurang memperhatikan lahan pariwisata disini.
Pesawat yang mendarat di Bandar Udara H.A.S Hanandjoeddin, hanya ada 2 maskapai, Sriwijaya dan Batavia. Satu lagi Sky Aviation, pesawat kecil yang menuju Pulau seberang, Bangka. Bandara ini sangat kecil, hanya terdiri dari 4 counter cek in dari 3 maskapai tersebut, ruang tunggu yang juga tidak terlalu luas, dan pengambilan bagasi yang hanya terdiri 1 line, yang membuat barang kalau tidak segera di ambil akan menumpuk di ujung line. Jangan harap ada brosur tentang tempat2 wisata di Belitung, karena di airport tidak disediakan sama sekali. Ke-tidaklengkapan sarana informasi inilah yang membuat gw, makin penasaran, sebenernya ada apa lagi sih di Belitung selain dari Laskar Pelangi, Pantai-pantainya seperti apa kah?, dan seandainya punya waktu lebih lama, alangkah menyenangkan apabila bisa meng-explore sampai ke selatan pulau Belitung atau menyebrang ke pulau-pulau kecilnya.
Kami pun tiba di Tanjung Pandan, ibu kota Belitung pukul 08.30 pagi. Hari itu hari jumat, dan seperti layaknya ibu kota yang selalu padat dengan aktivitas, Tanjung Pandan, justru sebaliknya, tidak menunjukkan aktivitasnya yang ramai. Di pusat kota sendiri ada alun-alun yang katanya ramai di kunjungi pas malam tahun baru, pusat jajanan oleh-oleh yang mostly jualan kerupuk, tempat makan yang sederhana, dan cuma ada satu fast food restaurant yang gw jumpai di kota ini, yaitu KFC. Itu pun juga baru wuahahaha. Untuk sarana penginanpan, memang tidak banyak compare dengan kota-kota lain di Indonesia. Belum terlihat hotel-hotel ternama yang membangun branch nya di sini. Satu yang terlihat, Aston Group yang sedang dalam tahap pembangunan. Sementara untuk hiburan di pusat kota, orang local terlihat banyak yang berkunjung ke Museum Tanjung Pandan, hiburan yang cukup murah hanya dengan membayar uang masuk Rp 2000,-. Lalu ada Pantai kota yaitu Pantai Tanjung Pendam, yang kalau siang airnya surut, lalu bagi yang bosan dan ingin akan hiburan malam seperti kami, bisa ke unique café yang terletak di kawasan Pantai Tanjung Pendam, sambil mendengarkan life music. Apparently, pengunjung di café itu pun juga pendatang seperti kami.
Di Belitung emang tidak ada taksi atau pun angkot. Jarak antara satu tempat ke tempat lain itu jauh-jauh. Jadi lebih baik sewa mobil dan supir. Dari Tanjung Pandan ke daerah Manggar saja memakan waktu hampir 2 jam. Dan jalananya sepi, kanan kiri pepohonan, di ujung bukit pegunungan, dan ga ada lampu. Sinyal masih ada, dikit-dikit, kadang ilang, tergantung menara BTS nya. Jujur, i find it very interesting dan menyenangkan berada di tempat seperti ini. Cocok untuk menenangkan diri.
Untuk jalan-jalan di Belitung, sarana pariwisatanya mostly di dominasi sama tour agent, yang menjual beraneka ragam paket, lengkap dengan paket mengunjungi tempat-tempat yang ada di film laskar pelangi. Ga heran banyak banget macem2 rombongan group. Ada perusahaan yg lagi outing lah, komunitas jalan hemat lah, yang kalau jalan harus 20 orang, kalau ga 20 orang ga hemat, pokonya macem-macem. Ga enaknya ikut travel macem itu, kita jadi ga flexible ke tempat-tempat yang lain yang menurut gw juga layak untuk di explore. Salah satunya, Pantai Punai yang ada di Belitung selatan, yang ada di list gue untuk di kunjungi, tapi sayangnya perjalanan ke sana dari daerah Manggar ke selatan memakan waktu 4 jam, kalau sampai sana udah sore, pulang baliknya ga ada lampu jalan, supir pun cuma modal feeling doank.
Agenda kami di hari pertama adalah menuju timur Belitung. Tujuan pertama adalah Kuil Dewi Kwan Im, disusul dengan Pantai Burung Mandi yang hanya 5 menit dari kuil tersebut, lalu di lanjutkan ke SD Muhammadiyah, Gantong (SD Laskar Pelangi), dan karena perjalanan ke Pantai Punai itu jauh banget, akhirnya sang supir menyarankan kita ke Pantai Tanjung Tinggi. again…salah satu lokasi laskar pelangi. Pantai nya memang cukup bagus, airnya biru, dan spot yang paling gw suka adalah, pantai yang tepat di depan penginapan Lor In. lo bisa leyeh-leyeh, bejemuran, sambil menunggu sunset dan menghilangkan stress hahaha.
Anyway Pantai-pantai di Belitung memang ga kalah indahnya, khas dengan batu-batunya yang menjulang. Kalau mau nyebrang untuk island hopping, kita bisa sewa perahu dari Tanjung Kelayang, Kalau kita mau snorkeling mereka juga bisa menyewakan alat snorklingnya. Tapi gw sarananin mending bawa sendiri alatnya kalau punya. Lepas dari tanjung kelayang, kita bisa lihat hamparan pulau-pulau yang bagus banget, yang ada di sekitarnya, salah satunya pulau yang terkenal dengan mercusuarnya, yaitu Pulau Lengkuas. Wajib naik sampai atas, sebanyak 18 lantai, karena sampai atas view nya bener2 kebayar. kalau betah di atas duduk aja, cuek sambil memandangi pulau2 yang birunya minta ampun. Untuk makan siang, disarankan beli nasi bungkus terus makan di pinggir pantai, mantap loh, walau makannya cuma nasi padang.
Bagi yang suka snorkeling, kalau menurut gue pribadi, tidak terlalu banyak spot yang di tawarkan. Hanya dekat di pulau lengkuas dan di pulau babi kecil dan gw akhirnya memilih pulau babi kecil. Tapi arusnya itu loh, kencengnya minta ampun, sampe akhirnya gw mau ga mau ga bisa jauh-jauh dari pelampung karena ga kuat untuk melawan arus.
Untuk mengakhiri trip kami di kota ini, kami juga menyempatkan pergi mengunjungi rumat adat Belitung, yang mmmm lebih mirip kaya di Taman Mini, dan bekas tambang timah, yang sekarang di kenal dengan sebutan Danau Kaolin.
So…after all, Belitung memang menawarkan banyak keindahan, dari pantai, orang-orang setempat, sampai ketenangan jauh dari hingar bingar kota pada umumnya. Tapi, sepertinya Belitung memang tidak bisa lepas dari Laskar Pelangi. Tukang perahu dan orang local pun, selalu mengantarkan kami ke tempat-tempat yang pada umumnya di kunjungi turis local, padahal sebenarynya gw pribadi (bukan kami loh) lebih kepengen untuk melihat sisi yang lain dan pantai-pantai lainnya di belitung. Yup..satu lagi fakta, kemana dengan turis manca negara? Kenapa ga pernah gw jumpai di sini.
*************************
- Penginapan di Belitung yang recommended: Pondok Impian (bersih, kamarnya luas, AC, good price, breakfast, fasilitas karaoke, billiard), Grand Pelangi, Billiton Hotel, Bahamas (kata supir gw jelek), Grand Atika, Lor In (hotel nya langsung menghadap ke pantai – recommended banget tempatnya, bagi yang ga suka pusat kota)
- Rumah Makan: RM Diva (Chinese food, rasanya lezat, murah, porsi besar), Mie Belitung Atep (1 porsi Cuma Rp 10.000), Pempek Mama Rio (enak banget dan kalau itu kasir ga salah ngitung, kita ber 6 pesen banyak cuma abis Rp 47.000)
- Oleh-oleh: Kerupuk udang dan ikan. Bisa beli di toko oleh-oleh persis di sebelah hotel pondok impian, Otak-otak Chen-chen (pesen 1 hari sebelumnya, karena suka abis), pempek (pempek Mama Rio juga bisa di pesan, tapi karena cepet abis jadi pesen sehari sebelumnya juga), terasi, dan kerupuk lagi
- Island Hopping: Tanjung Tinggi, Pulau Lengkuas, Pulau Babi, Tanjung Kelayang, Pantai Burung Mandi, Pulau Burung (karena disitu terdapat bebatuan yang meyerupai burung), Pulau Gosong
2 comments:
mau mpek2 hehehehe
mpek2 nya enak deh..garing, murah lagi
Post a Comment